Kamis, 13 Agustus 2020 Reporter: Suparni Editor: Budhy Tristanto 1576
(Foto: Suparni)
Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu mengambil sampel tumpahan minyak mentah yang terjadi di Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan, pada 11 Agustus lalu.
Kepala Sudin Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, Djoko Rianto Budi Hartono mengatakan, pihaknya bersama PHE OSES sudah membawa sampel tumpahan minyak mentah tersebut ke laboratorium untuk diteliti lebih lanjut.
"Kita bawa sampel ke laboratorium dinas untuk mendapatkan kepastian apakah itu minyak mentah atau oli, serta sejauh mana tingkat pencemaran dan bahayanya bagi biota laut," ujarnya, Kamis (13/8).
Dari hasil penyelidikan sementara, kata Djoko, diduga ini merupakan hasil endapan yang muncul lagi ke permukaan air laut karena adanya arus laut atau turbulensi arus.
"Hingga saat ini sudah 380 kantong minyak mentah berhasil diangkat dari sepanjang sisi timur dan utara Pulau Pari dengan berat rata-rata 5-10 kilogram," terangnya.
Sementara itu dalam keterangan persnya, VP Relations Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), Ifki Sukarya mengatakan, belum diketahui dari mana asal ceceran minyak tersebut. Pihaknya mengerahkan seluruh anak perusahaan yaitu PHE OSES dan PHE ONWJ agar melakukan pengecekan di lapangan.
"Kita terjunkan 10 orang tim PHE OSES membantu pembersihan pesisir dibagi dalam 3 wilayah, yaitu bagian tengah, barat serta timur Pulau Pari dan Pulau Lancang, proses ini diperkirakan selesai sekitar tiga hari kedepan," tandasnya.